Rabu, 31 Oktober 2012

REFRAKTOMETER dan POLARIMETER

REFRAKTOMETER

1. PENGERTIAN REFRAKTOMETER
Refraktometer (ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20) adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan atau padat, bahan transparan dan refractometry. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Indeks bias sendiri adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.  Prinsip Kerja Refraktometer memanfaatkan refraksi cahaya. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas
gambar : refrakometer
2. Pembiasaan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
- Mendekati Garis Normal
Cahaya dibiakan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optic kurang rapat kemedium optic lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari .udara kedalam air.
- Menjauhi Garis Normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optic lebih rapat kedalam optic kurang rapat, contoh cahaya merambat dari dalam air ke udara.
3. Ada empat jenis refraktometer utama:
a. refraktometer genggam tradisional (traditional handheld refractometers),
b. refraktometer genggam digital (digital handheld refractometers),
c. laboratorium ataurefraktometer Abbe( Abbe refractometers), dan
d. proses refraktometer inline(inline process refractometers).
4. Bagian-bagian Refraktometer

Gambar 2. Bagian-Bagian Refraktometer

a.      Day Light Plate
Day light plate terbuat dari bahan kaca. Fungsi komponen tersebut ialah mencegah prisma tergores oleh debu atau benda asing, dan agar sample yang diteteskan pada prisma tidak jatuh atau tumpah.
b.      Prisma
Prisma merupakan komponen yang sensitive terhadap goresan. Prisma berfungsi untuk membaca skala atau indeks bias dari zat terlarut dan mengubah cahaya polikromatis menjadi monokromatis.
c.      Knop Pengatur Skala
Knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi alat dengan menggunakan aquades. Cara kalibrasi yaitu obeng minus diletakkan pada knop pengatur skala, lalu diputar-putar hingga specific grafity (rapatan jenis) menunjukkan hasil 1.000.
d.      Lensa
Lensa pada refraktometer berfungsi untuk memfokuskan cahaya dan berada dalam bagian handle.
e.      Handle (pegangan)
Handle yaitu area genggaman pada saat memegang refractometer yang dilengkapi dengan grip (permukaan kasar) agar tidak licin saat memegang alat tersebut. Handle berfungsi untuk area memegang refraktometer dan menjaga suhu tetap stabil.  Handle terbuat dari bahan karet karena karet merupakan bahan isolator yang tahan terhadap panas dan bahan karet dapat menjaga kestabilan suhu.
f.      Biomaterial Skip
Komponen tersebut berfungsi untuk menstabilkan suhu (200C) dengan range suhu 150C – 280C dan berada di bagian dalam handle.
g.      Skala
Skala berfungsi sebagai pembacaan specific grafity atau rapatan jenis(Sp G), indeks refraksi atau indeks bias (ND), dan konsentrasi suatu zat yang dianalisis. Skala berada di bagian dalam handle.
h.      Lensa Pembesar
Lensa pembesar berfungsi untuk melihat atau mempermudah ketajaman skala, serta berada di bagian dalam handle.
i.      Eye Pieces  berfungsi untuk melihat pembacaan skala dengan menggunakan detector mata.
5. Cara Pengoperasian dan Cara pemeliharaan
Cara Pengoperasian
1.      Day light plate dibuka dengan menggunakan ibu jari.
2.      Day light plate dan prisma dibersihkan dengan aquades.
3.      Kemudian dilakukan penyekaan dilakukan secara satu arah dan bebas.
4.      Apabila refraktometer sudah lebih dari tiga bulan tidak digunakan, bleaching (pemutih 10%) digunakan untuk membersihkan plat-plat yang terbentuk.
5.      Lalu kalibrasi dilakukan menggunakan aquades.
6.      Aquades diteteskan pada prisma dan jangan sampai ada gelembung. Apabila terdapat gelembung, maka akan mempengaruhi nilai ND sehingga pengukura tidak tepat.
7.      Mata melihat hasil pengukuran dari eye piece hingga ada garis perbatasan antara biru dan putih yang menunjukkan hasil pengukuran.

8.      Setelah digunakan, prisma dan day light plate dibersihkan dengan aquades.
9.      Kemudian diseka dengan satu arah.
10.  Refraktometer disimpan kembali di dalam box (wadah).
Cara Pemeliharaan
1.      Sebelum dan setelah digunakan, prisma dan day light plate selalu dibersihkan dengan aquades serta diseka dengan tisu.
2.      Refraktometer diletakkan pada wadah khusus.
3.      Apabila refraktometer tecelup dalam air, segera dikeringka dengan udara, lalu dipaparkan terhadap cahaya matahari agar terhindar dari terbentuknya embun pada permukaan lensa.
4.      Jangan terkena cahaya matahari langsung. 
5.      Prisma dijaga agar tidak tergores.

POLARIMETER
1.  PENGERTIAN POLARIMETER 
Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka besarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni struktur molekul, temperatur,  panjang gelombag, banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut.
2. Jenis-jenis Polarimeter
a.Manual
Polarimeter paling awal, yang tanggal kembali ke tahun 1830-an, yang dibutuhkan pengguna secara fisik memutar analyzer, dan detektor itu mata pengguna menilai saat yang paling bersinar cahaya melalui. Sudut ditandai pada skala yang mengelilingi analyzer tersebut. Desain dasar masih digunakan dalam polarimeter sederhana. 
 
b.Semi Otomatis
Hari ini ada juga polarimeter semi-otomatis, yang membutuhkan deteksi visual tetapi push menggunakan-tombol untuk memutar analisa dan menawarkan tampilan digital. 
 
c. Sepenuhnya Otomatis
Yang paling polarimeter modern yang sepenuhnya otomatis, dan hanya memerlukan user untuk menekan tombol dan menunggu pembacaan digital.
Polarimeter dapat dikalibrasi - atau setidaknya diverifikasi - dengan mengukur piring kuarsa, yang dibangun untuk selalu membaca di sudut rotasi tertentu (biasanya 34 °, tetapi +17 ° dan 8,5 ° adalah juga populer tergantung pada sampel) . piring Quartz yang disukai oleh banyak pengguna karena contoh padat jauh lebih sedikit dipengaruhi oleh variasi suhu, dan tidak perlu dicampur on-demand seperti solusi sukrosa. 
 
Sudut rotasi zat optik aktif dapat dipengaruhi oleh:
  • Konsentrasi sampel
  • Panjang gelombang cahaya melewati sampel (umumnya, sudut rotasi dan panjang gelombang cenderung berbanding terbalik)
  • Suhu sampel (umumnya kedua secara langsung proporsional)
  • Panjang sel sampel (masukan oleh pengguna ke polarimeter otomatis paling untuk memastikan akurasi yang lebih baik)
polarimeter modern Sebagian besar metode kompensasi untuk atau mengendalikan ini. 
3. Prisip kerja Polarimeter
Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut:  sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau di putar sesuai keinginan. Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya juga tega lurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui medium diantara prisma polarisasi. Pristiwa ini disebut tidak optis aktif.
Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prisma terpolarisasi maka sinar akan ditransmisikan. Putaran optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silang ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol.Untuk menentukan posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa yang disebut “setengah bayangan” (bayangan redup). Untuk mancapai kondisi ini, polarizer diatur sedemikian rupa, sehingga setengah bidang polarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan setengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah terang. Bila analyzer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih terang dan yang lainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang tersebut, adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitas kedua medan sama. Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan diantara polarizer dan analizer maka bidang polarisasi akan berputar sehingga posisi menjadi berubah. Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut putaran dari sampel.
Sudut putar jenis ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat dalam 1,00 mL larutan yang barada dalam tabung dengan panjang jalan cahaya 1,00 dm, pada temperatur dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan ialah 589,3 nm, dimana 1 nm = 10-9m. Sudut putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada 25o C) Macam macam polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi akibat pemantulan, dan polarisasi akibat pembiasan ganda.
a.      Polarisasi dengan absorpsi selektif, dengan menggunakan bahan yang akan melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya sejajar dengan arah tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi yang lain.
b.    Polarisasi akibat pemantulan, yaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan oleh suatu permukaan, berkas cahya terpanyul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi, terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna.
  c. Polarisasi akibat pembiasan ganda, yaitu dimana cahaya yang melintasi medium isotropik (misalnya air). Mempunyai kecepatan rambat sama kesegala arah. Sifat bahan isotropik yang demikian dinyatakan oleh indeks biasnya yang berharga tunggal untuk panjang gelombang tertentu.  Pada kristal – kristal tertentu misalnya kalsit dan kuartz, kecepatan cahaya didalamnya tidak sama kesegala arah. Bahan yang demikian disebut bahan anisotropik ( tidak isotropik). Sifat anisotropik ini dinyatakan dengan indeks bias ganda untuk panjang gelombang tertentu. Sehingga bahan anisotropik juga disebut bahan pembias ganda
 4. Cara kerja
a.       Siapkan larutan sampel yang akan diuji.

b.      Tabung porselin dibersihkan dengan air.

c.       Tabung porselin diisi dengan aquades sampai penuh, diusahakan jangan sampai timbulgelembung udara, kemudian tabung ditutup hingga rapat.

d.      Tabung dimasukkan ke dalam polarimeter.

e.       Analizer diputar hingga medan pandang yang nampak pada teropong gelap semua.

f.       Kedudukan sudut polarizer dapat dibaca pada skala polarimeter.

g.      Kemdian atur cahaya hingga terlihat setengah terang, terang, setengah gelap dan diukurPutaran optiknya.

h.      Suhu aquades diukur dengan menggunakan thermometer.

i.        Tabung porselin dicuci hingga bersih

5. Bagian-bagian Polarimeter
Bagian-Bagian Alat Polarimeter
a.    Sumber  Cahaya
Alat polarimeter terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang pertama ialah sumber cahaya. Sumber cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu sumber cahaya filament dan sumber cahaya natrium. Sumber cahaya filament digunakan untuk alat model lama, sedangkan sumber cahaya natrium digunakan untuk alat model baru. Filter dari sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan panjang gelombang 589 nm. Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara.
b.        Prisma Nicole
Bagian lain dari polarimeter ialah prisma Nicole. Bagian ini disebut polarisator yang berfungsi mengubah cahaya monokromatis menjadi lebih terpolarisasi. Ilustrasi perubahannya yakni sebagai b
c.    Tabung Sampel
Bagian berikutnya ialah tabung sampel. Tabung sampel  terbuat dari kaca yang memiliki dua pengaman, yaitu karet dan skrup. Pemasangan pengaman harus dilakukan secara berurutan jika tidak akan merusak lensa. Urutan pemasangan ialah lensa, karet, setelah itu baru skrup. Tabung sampel  terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung jumlah sampel yang diuji.  Pada saat memasukkan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian bawahnya supaya tidak ada gelembung udara pada tabung. Pengisian sampel jangan sampai ada gelembung udara karena dapat menyebabkan pembiasan cahaya. Bagian gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara dalam tabung.
d. Prisma Analisator
Prisma analisator merupakan bagian lain dari alat ini. Fungsi prisma ini ialah untuk mensejajarkan sudut yang dihasilkan dari senyawa aktif optik. Bagian lain dari polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop berguna untuk menentukkan cahaya yang sudah sejajar sehingga sudut hitung rotasinya dapat dilihat dari skala. Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator. Sudut putar adalah sudut yang ditunjukkan oleh analisator setelah sinar melewati larutan dan membentuk cahaya yang redup. Apabila bidang polarisasi berputar kea rah kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro).  
DAFTAR PUSTAKA 
http://www.scribd.com/doc/69388116/Cara-Kerja-Alat-Polarimeter
http://www-supadi.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pemeliharaan-dan.html

kelompok
Maria Irma Ayu Dhamayanti ( A 102.08.039 )
Mentari Dewi Sartika ( A 102.08.040 )
Mey Cahya Dwi Hutama ( A 102.08.041 )
Murti Aprillia Asih ( A 102.08.042 )
 
 

Rabu, 17 Oktober 2012

TURBIDIMETER DAN pH-POTENSIOMETER

Turbidimeter

1. Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungis untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Turbidimeter merupakan alat yang memiliki sifat optik akibat dipersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya. yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intesitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.

2. Ada tiga jenis Turbidimeter umum yang sering dipakai sekarang yaitu :
a. Bech top dan portabel digunakan untuk menganalisa sampel ambil atas unit Bech biasanya digunakan sebagai laboratorium stasioner instrumen dan tidak dimaksudkan untuk menjadi portabel.
b. On-line instrumen biasanya dipasang di lapangan dan terus-menerus menganalisa aliran sampel tumpah off dari proses unit sampling.
Pengukuran dengan unit-unit ini membutuhkan kepatuhan yang ketat untuk pabrik sampling prosedur untuk mengurangi kesalahan dari gelas kotor, udara dalam gelembung sampel, dan partikel yang menetap.

3. Penggunaan alat turbidimetri ini yaitu menyimpan sampel atau standart pada botol kecil/botol sampel. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu diset, dimana angka yang tertera harus 0 atau dalam keadaan netral, kemudian lakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standart. Setelah itu sampel dimasukkan pada tempat pengukuran  sampel yang ada pada turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran kekeruhan  tertera pada layar dengan jelas.Akan tetapi pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan menekan tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan agar pengukuran tepat atau valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan.

 gambar : Turbidimeter 1
Pada alat turbidimeter yang dipraktikan aplikasinya ini cahaya masuk melalui sample (air keran toilet, air tadah hujan, dan air sungai) , kemudian sebagian diserap dan sebagian diteruskan, cahaya yang diserap itulah yang merupakan tingkat kekeruhan. Maka jika semakin banyak cahaya yang diserap maka semakin keruh cairan tersebut. Menurut WHO (World Health Organization). Menetapkan bahwa kekeruhan air minum tidak boleh lebih dari 5 NTU, dan idealnya harus di bawah 1 NTU. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa semua sampel yang diujikan telah memenuhi kelayakan untuk dikomsumsi sebab tingkat kekeruhan (turbiditans) berada di bawah 5 NTU.

gambar : Turbidimetri 2

pH-POTENSIOMETER

Potensiometer adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengukur beda potensial (tegangan) antara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan, dimana salah satu elektroda merupakan elektroda penunjuk (indicator electrode) dan elektroda yang satu lagi merupakan elektroda pembanding (reference elektroda).
Jenis-jenis Elektroda Pembanding
1. Elektroda Hidrogen Normal (EHN) atau NHE
E = 0,00 volt
2. Elektroda Kalomel
Elektroda kalomel terbagi dua yaitu:
  • Elektroda Kalomel Normal (EKN) atau NCE
E =  + 0,281 volt
  • Elektroda Kalomel Jenuh (EKJ) atau SCE
E = + 0,245
3. Elektroda Perak Normal (EPN) atau NSC
E = + 0,225 volt
4. Elektroda Thalamide
E = - 0,581 volt
T = 0o – 135 oC
Digunakan pada industri yang menggunakan system boiler atau system uap panas dengan suhu di atas 100 oC
Jenis-jenis Elektro Indikator
Elektroda ion Hidrogen
1. Elektroda Hidrogen
E = 0,00 - 0,059 log [H+]
E = 0,00 – 0,059 pH
2. Elektroda Antimon
E = Eo + 0,059 pH
Dioperasikan pada rentang pH 2-7 maka alat akan berfungsi dengan baik.
3. Elektroda Quine Hidron
E = Eo – 0,059 pH
Dapat berfungsi dengan baik pada pH 0-8,0
4. Elektroda Gelas
Perbedaan H+ out dan H+in akan mempengaruhi harga E.
E = Eo + 0,059 pH
Dapat berfungsi dengan pada baik pada pH 0-12
Elektroda gelas bentuknya bisa dikombinasikan dengan elektroda pembanding.
Potensiometer dapat digunakan secara:
  • Langsung yaitu untuk penentuan konsentrasi ion tertentu seperti pH, Ag+, NO2
  • Tidak langsung (titrasi potensiometer)
Potensiometer berfungsi sebagai penunjuk pada titrasi
- titrasi tidak langsung
E indicator sebagai penunjuk ion yang dititar atau pentitar.
Contoh : titrasi asam basa (HCl dengan NaOH)
- titrasi tidak langsung
E indicator sebagai penunjuk ion lain bukan yang dititar atau pentitar, namun ion lain tersebut terlibat dalam titrasi.
Contoh : penetuan konsentrasi ion Co+2 (Cobalt)
Peralatan yang mempunyai prinsip kerja sama seperti potensiometer dikenal dengan peralatan pH meter dan ion selektif meter.
pH meter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengukur beda potensial diantara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan, dimana salah satu elektroda merupakan elektroda penunjuk ion hydrogen. Dan elektroda yang satu lagi merupakan elektroda pembanding serta beda potensial yang dihasilkan dikonfersikan oleh alat menjadi besaran pH.
            Ion selektif meter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi ion-ion tertentu yang dipilih selain dari ion Hidrogen.
            Peralatan Potensiometer
Komponen-komponen utama dari peralatan potensiometer adalah:
1. Sumber arus
Sebagai sumber arus yang digunakan arus searah (DC)
2. Elektroda
Pada umumnya digunakan elektroda yang disebut dengan elektroda kombinasi. Di samping menggunakan satu elektroda kadangkala peralatan dilengkapi dengan thermometer loging untuk membaca suhu larutan.
3. Tahanan geser
Digunakan untuk menstandarisasi peralatan dengan menggunakan larutan buffer (penyangga) yang pH nya telah diketahui.
4. Recorder
Digunakan untuk membaca atau mencatat besaran pH larutan maupun beda potensial larutan dinyatakan dalam satuan mV (mili Volt)
            Prinsip kerja
            Elektroda dicelupkan ke dalam aquades dan hidupkan alat. Biarkan stabil beberapa menit, bila telah stabil angkat elektroda dan celupkan ke dalam larutan contoh yang akan diukur pH atau mV nya. Aduk dan biarkan beberapa menit. Larutan conth akan mengadakan kontak dengan cairan yang ada dalam elektroda menghasilkan sinyal listrik berupa tegangan listrik dalam mV untuk larutan. Beda potensial yang dihasilkan dikonversikan oleh microprocessor menjadi besaran pH.
            Sebelum mencatat pH atau mV larutan, terlebih dahulu potensiometer atau pH meter distandarisasi dengan larutan buffer. 
Cara Kerja
Larutan Standar
  1. Buat larutan standar Fero Sulfat 0,01 N dari larutan standar Fero Sulfat 0,1 N dengan memipet larutan Fero Sulfat 0,1 N sebanyak 10 mL dan encerkan dengan aquades dalam labu ukur 100 mL, lalu homogenkan.
  2. Pipet 10 mL larutan tersebut dan tambahkan 10 mL H2SO4 4 N
  3. Masukkan ke dalam gelas piala 80 mL encerkan dengan aquades
Pengukuran mV
  1. Celupkan kedua elektroda ke dalam larutan standar dan masukkan juga magnet
  2. Letakkan gelas piala tersebut di atas magnetic stirrer atur kecepatan
  3. Isi buret mikro dengam larutan KMnO4 0,02 N tepat pada skala nol.
  4. Baca mV saat belum ditambahkan KMnO4
  5. Tambahkan KMnO4 sebanyak 1 mL, setelah penambahan hidupkan stopwatch setelah 20 detik baru baca mV nya. Begitu seterusnya sampai didapat ΔE ≥20 mV
  6. Setelah itu penambahan KMnO4 diperkecil yaitu sebanyak 0,5 mL lalu baca mV setelah 20 detik. Begitu seterusnya sampai didapat ΔE ≥20 mV
  7. Setelah itu penambahan KMnO4 lebih diperkecil lagi yaitu  sebanyak 0,1 mL atau tetes per tetes baca mV setelah 20 detik, lakukan samapai 5 kali. Maka akan didapatkan ΔE >>>
  8. Lakukan percobaan yang sama untuk larutan contoh atau Cx



maria ayu (A 102.08.039)
mentari dewi (A 102.08.040)
mey cahya  (A 102.08.041)
murti aprillia (A 102.08.042)

DAFTAR PUSTAKA
14-10-2012/minggu/05.54PM
14-10-2012/minggu/05.55PM
http://laporankulia.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-instrumen-analisis-ii.html